Integrasi Pembelajaran Bahasa Arab dan Qira’ah al-Kutub di Pondok Pesantren Darul Qur’an wal Irsyad (Studi Pendekatan Nadzariyyah al-Wahdah)
Integrasi Pembelajaran Bahasa Arab dan Qira’ah al-Kutub di Pondok Pesantren Darul Qur’an wal Irsyad (Studi Pendekatan Nadzariyya
Mahasiswa UIN Sunan Kalijaga Kembangkan Model Integrasi Bahasa Arab dan Qira’ah al-Kutub di Pesantren
Yogyakarta, Juli 2025 — Mahasiswa Program Magister Pendidikan Bahasa Arab Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, M. Akzomi Zakawali, berhasil menyelesaikan dan mempublikasikan hasil penelitian berjudul “Integrasi Pembelajaran Bahasa Arab dan Qira’ah al-Kutub di Pondok Pesantren Darul Qur’an wal Irsyad (Studi Pendekatan Nadzariyyah al-Wahdah)”.
Penelitian ini menarik perhatian akademisi dan praktisi pendidikan Islam karena menawarkan pendekatan pembelajaran yang menyatukan kompetensi bahasa Arab dengan pemahaman literatur klasik Islam (kitab turats). Konsep ini dianggap mampu menjembatani kesenjangan yang selama ini terjadi antara pengajaran bahasa Arab sebagai keterampilan linguistik dengan penggunaannya dalam studi keislaman.
Melalui pendekatan Nadzariyyah al-Wahdah (Teori Kesatuan), Zakawali berupaya membangun kerangka pembelajaran yang integratif dan aplikatif. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji bentuk, pelaksanaan, dan hasil integrasi pembelajaran di Pondok Pesantren Darul Qur’an wal Irsyad, Wonosari.
Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan studi kasus, melibatkan observasi langsung kegiatan belajar, wawancara mendalam dengan pengajar dan santri, serta analisis dokumentasi pembelajaran. Validitas data diuji melalui triangulasi sumber.
M. Akzomi menemukan bahwa integrasi pembelajaran dilakukan melalui kurikulum yang menyatukan penguasaan bahasa Arab dan kajian kitab. Materi ajar disusun secara tematik, metode pembelajaran lebih interaktif dan kontekstual, serta evaluasi dilakukan dengan mengukur kemampuan memahami teks klasik dan kontemporer.
Dampak nyata dari model integrasi ini:
- Santri menunjukkan peningkatan signifikan dalam kemampuan membaca dan memahami kitab-kitab klasik Islam
- Bahasa Arab tidak lagi dipelajari secara terpisah, melainkan sebagai alat memahami ilmu-ilmu keislaman
- Pembelajaran menjadi lebih efektif dan relevan bagi santri dalam konteks kehidupan nyata dan pengembangan pemikiran Islam
Ketua Program Studi Magister Pendidikan Bahasa Arab, Dr. Dailatus Syamsiyyah,M.Ag menyampaikan apresiasi atas kontribusi M. Akzomi Zakawali:
"Penelitian ini sangat relevan dengan kebutuhan pendidikan Islam masa kini. Semoga menjadi inspirasi bagi mahasiswa lain untuk terus berinovasi dalam bidang pengajaran bahasa Arab dan kajian Islam."